Rabu, 30 Desember 2015

METODE PENYAJIAN DALAM PRESENTASI



DESI ANGGARA 14117964

METODE PENYAJIAN DALAM PRESENTASI

A.     Presentasi Sama dengan Komunikasi
     Presentasi adalah sebentuk komunikasi. Komunikasi presentasi dilakukan secara terpadu: lewat suara, gambar, dan bahasa tubuh.
Dalam buku Psikologi Komunikasi, Jalaluddin Rakhmat mengutip definisi komunikasi dari Hovland, Janis dan Kally sebagai berikut:
Sebuah proses dimana seseorang individu (komunikator) mengirimkan rangsangan (stimulus, yang biasanya berbentuk verbal) untuk mengubah prilaku individu lain (audiens).
Dalam sebuah pesan dalam komunikasi bisa tersampaikan dengan baik ada tiga komponen penting yang terkait:
1)      Memberi pesan (komunikator)
2)      Media yang digunakan
3)      Penerima pesan (audiens).
Adapun Tiga komponen presentasi :
a.       Sang presenter- Anda.
b.      Media- sarana yang anda gunakan dalam penyampaian:
1)      Slide yang anda tampilkan.
2)      Baju yang anda pakai.
3)      Suara yang anda perdengarkan.
4)      Bahasa tubuh yang anda tunjukan.
5)      Kata-kata yang anda pilih.
6)      Pesan yang anda sampaikan.
c.       Audiens- Orang yang mendengarkan presentasi anda.[1]

B.     Fondasi Dasar  Presentasi.
                        Presentasi pada dasarnya merupakan kegiatan memvisualisasikan ide. Namun, sayangnya banyak orang terjerat dalam jebakan klasik, yaitu menyajikan presentasi sebagai jiplakan alur pikiran. Itu sebabnya, tak jarang para audiens jenuh, bosan, dan mengantuk saat mendengarkan presentasi anda. Untuk mengatasinya, anda harus menguasai fondasi dasar presentasi berikut ini:
1)      Mempersiapkan diri.
Dalam upaya mempersiapkan diri, hal pertama dan utama yang harus diperhatikan sebelum memulai presentasi adalah kontrol atau manajemen emosi (reasi tubuh menghadapi situasi tertentu).
2)      Membuat sasaran presentasi.
Setelah anda mempersiapkan emosi dengan sebaik-baiknya, buatlah sasaran presentasi. Sasaran presentasi mencakup maksud, tujuan, dan target diadakannya presentasi tersebut. Tema yang harus disampaikan dengan presentasi boleh jadi sudah ditentukan dan melaluinya, anda dapat menetapkan sasaran-sasaran yang diharapkan.
3)      Mengenali (calon) pendengar.
Ada dua tahap dalam mengenali calon pendengar, yaitu:
a.       Tahap memahami beragam pendengar.
b.      Tahap mengetahui dan memahami calon pendengar.
4)      Mempersiapkan rencana penyajian.
Setelah anda mengenali audiens, yang harus anda lakukan adalah menyiapkan rencana penyajian presentasi. Adapun contoh persiapan rencana presentasi yang diajukan oleh Munaya P. Khauri adalah sebagai berikut:
a.       Tema presentasi yang akan menjadi acuan dari semua materi yang akan anda sajikan;
b.      Pokok-pokok pikiran yang akan disampaikan sesuai tema yang telah ditentukan;
c.       Bahan-bahan yang mendukung tema maupun pokok-pokok pikiran anda;
d.      Kualitas dan karakter calon pendengar;
e.       Cara penyampaian (disesuaikan dengan tingkat kualitas calon pendengar)
f.       Tujuan dan target yang ingin dicapai;
g.       Rencana waktu yang akan digunakan
h.      Kemungkinan-kemungkinan pertanyaan yang diajukan audiens dan strategi menjawabnya; serta
i.        Alat-alat peraga pendukung presentasi yang dapat disiapkan sendiri atau minta kepada panitia.
5)      Memilih dan memilah sumber-sumber materi.
Tidak ada rumus jitu yang dapat menjamin penyeleksian materi yang sesuai, tetapi ada sejumlah pertanyaan berdasarkan akal sehat yang mungkin membantu.
6)      Mempersiapkan kerangka meteri.
Mengenai hal ini, selengkapnya akan dibahas pada subbab berikutnya.
7)      Mempraktektikkan presentasi.
Persiapan suatu penyajian belum lengkap hingga anda melatihnya pada tingkat praktik karena ia dapat memberikan keuntungan.
C.     Teknik Menyusun Materi.
Kematangan persiapan fisik dan mental serta berbagai teknik khusus berbicara didepan umum, sebagaimana dipaparkan sebelumnya, akan sempurna dengan penyusunan materi presentasi yang baik. Bila seseorang presentaror membawakan meteri yang sudah jadi atau dirancang oleh orang lain, penyampaian materi  boleh jadi tidak akan maksimal karena presentator tidak sepenuhnya menguasai materi tersebut. Akibatnya, presentasinya bisa dikatakan gagal. Menurut Muhammad Nour dalam presentasi net, ada dua tools sederhana yang dapat digunakan untuk mempersiapkan bahan presentasi, yakni brainstorming dan main map (peta pikiran).
          Brainstorming adalah cara mengeluarkan seluruh ide atau gagasan tanpa harus dikritisi terlebih dahulu. Tujuan barainstorming adalah agar gagasan tidak terhambat dan tertahan dikepala. Contoh melakukan brainstorming dalam kelompok menggunakan post-it.

transfermasi
Sharing
Pengembangan diri
kalaborasi
Khanaule gemanagement
Instruktur
curriculum
Training  interaktif
Learning process
Blended lerning
Modul
Peserta

            Adapun peta pikiran atau main map adalah sebuah metode untuk mengelolaimpanan informasi,  informasi secara keseluruhan sebagai mana tertulis dalam IQ matrix,  main map mencakup penyimpanan informasi,  pengorganisasi informasi, skala prioritas, belajar memahami informasi, meninjau informasi dan mengingat informasi.
            Mind map memilii banyak kegunaan, baik untuk keperluan pendidikan ,pekerjaan, presentasi ataupun pribadi. Secara garis besar mind map dapat digunakan untuk:
1)      Problem solving atau pemecah masalah.
2)      Membuat ouline atau garis besar dari suatu informasi.
3)      Membuat perencanaan bisnis;
4)      Belajar bahasa asing.[2]
D.     Teknik Membuka dan Menutup Presentasi yang Hebat.
1.    Teknik membuka presentasi.
a)      Memulai presentasi dengan memulai provokatif atau pertanyaan pembuka.
b)   Mulailah dengan cara bercerita (story telling). Cerita bisa membuat audiens menjadi berkembang dan anda punlebih mudah mendapatkan perhatian mereka.
c)   Mulailah dengan pertanyaaan bahwa anda telah mempelajari audiens.
d)      Memperkenalkan diri dengan teknik peale, misalnya “nama saya(jeda 3 detik) stanis(jeda 3 detik) laus(jeda 3 detik) wot”. Teknik ini digunakan supaya sesama pesarta tidak mengajukan pertanyaan diantara mereka karena presentator kurang jelas dalam pengucapan.
e)   Buka presentasi dengan klip video melarik atau musik instrumental dikutip video yang berkolerasi denan tema tema training atau prusahaan.[3]
E.     Persiapan Dalam Presentasi
Tahap awal yang harus diperhatikan oleh setiap presenter, trainer, fasilitator, atau guru adalah mempersiapkan kegiatan presentasi. Hal ini dilakukan karena erat kaitannya suksesnya suatu presentasi. Ada beberapa langkah sebagai berikut:
1)      Datang lebih awal daripada peserta minimal tiga puluh menit sebelum pelatihan dimulai.
2)      Mengecek ruangan  dan memastikan tata letak mmeja.
3)      Memastikan daftar nama peserta, sepidol, lampu, dll.
4)      Memastikan LCD dan laptop sudah tersedia dan mencoba berulang-ulang agar berjalan dengan baik.
5)      Membagi modul atau bandout (bila ada) dan alat tulis sesuai dengan jumlah nama masing-masing peserta.
Ada tiga moto yang harus diingat dengan baik oleh presenter, fasilitator, dan guru sebelum dan sesudah pelatihan yaitu sebagai berikut:
1)      Failing to prepere is preparing to fail (gagal mempersiapkan berarti mempersiapkan gagal)
2)      Tell them what you’re gonne tell (katakan apa yang akan anda kkatakan)
3)      Tell them what you have told ( katakan apa yang telah anda katakan ).[4]

F.     Tata Cara Presentasi
Meskipun sudah mempunyai tujuan yang jelas, jika tidak mengetahui aturan atau tata cara presentasi yang baik, presentasi tidak berlangsung seperti yang  diharapkan. Beberapa cara berikut perlu diperhatikan.
1)        Penyaji  harus memberikan informasi kepada peserta secara memadai.
Informasi yang memadai akan dipahami dengan baik jika peserta memperoleh materi secara tertulis, baik matri lengkap (makalah) maupun materi dalam bentuk slip ppt (power poit).
2)      Penyaji memanfaatkan waktu seefektif mungkin.
Penyaji membentangkan materi dalam waktu yang terbatas. Karena waktu yang terbatas, sebaiknya materi berbentuk butir-butir atau gagas-gagasan penting yang mengembangkannya dilakukan secara lisan .
3)      Penyaji menaati etika yang berlaku.
Etika berkaitan dengan keyakinan dan prinsip-prinsip mengenai yang mana benar dan mana yang salah, serta mana yang patut dan yang tidak patut,. Etika dalam ppresentasi perlu diperhatikkan karena karena forum ilmiah merupakan wahana  bagi ilmuan dan akademisi, wadah untuk saling mengasah otak dan hati, serta bertukat informasi dan akademik,  baik sebagai hasil pemikiran maupun hasil penelitian.
Hak dalam forum ilmiah meliputi hak berbicara, hak membela dan mempertahankan pendapat, serta hak untuk mendapatkan pengakuan.  Etika lain yang perlu diperhatikan oleh penyaji adalan kejujuran. Setiap penyaji wajib bersikap terbuka dalam segala hal yang menyangkut informasi yang disajikan.  Keberlangsungan forum ilmiah banyak ditentukan oleh moderator. Etika yang harus dijaga moderator adalah adil. [5]
G.     Jenis-Jenis Presentasi
Pada umumnya presentasi dilakukan menggunakan seluruh atau beberapa jenis presentasi berikut ini:
1)    Persuasif (persuasive)
Presentasi jenis ini meyakinkan peserta bahwa penyaji mengetahui dan memahami tentang apa yang sedang dipresentasikan , menarik minat peserta , berusaha agar peserta menerima apa yang sedang disampaikan, dan berusaha untuk mendapatkan keprcayaan dari peserta.
2)    Penjelasan (explanatory)
Presentasi jenis ini memberikan gambaran yang luas kepada peserta, mengidentifikasi atau menjelaskan masalah-masalah pokok, meningkatkan pemahaman, dan memperjelalas hal-hal yang masih kabur.
3)    Intruksional (intructional)
Tujuan dari presentasi ini adalah untuk mengajar. Biasanya menekankan pada “bagaimana untuk ...” presentasi ini memerlukan keterlibatan peserta yang lebih banyak. Jika memungkinkan, materi harus disederhanakan.
4)    Laporan ( Report)
Jenis presentasi ini bertujuan untuk memberikan informasi. Presentasinya bersifat spesifik, menyajikan fakta-fakta, dan langsung pada pokok masalah.
H.    Presentasi Yang Efektif dan Efesien
Agar kita melakukan presentasi yang tepat sasaran dan sesuai dengan yang direncanakan, perlu bipehatikan hal-hal berikut.
1)   Fokuskan presentasi kita pada peserta dan hasil yang ingin dicapai.
2)    Berikan isi materi yang penuh arti, sesuai dengan konteks.
3)    Gunakan alat peraga atau alat bantu yang tepat.

2.      Teknik menutup presentasi.
Seperti halnya pembukaan, penutup presentasi atau kesimpulan juga harus memberi kesan yang mendalam bagi audiens. Penutup sebuah presentasi sama pentingnya dengan pembukaan. Penutupan berperan untuk membuat audiens mengingat pesan utama presentasi.
Berikut adalah tiga langkah sederhana untuk menutup presentasi dengan baik.
a)      Rangkum presentasi anda, maksimal dalam tiga poin utama;
b)      Ringkas dalam sebuah pernyataan penting yang mudah diingat;
c)    Sampaikan kalimat yang menjadi call to action. [6]






[1] Muhammad Noer, Teknik Kreatif Menyajikan Presentasi Memukau.(jakarta:PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, 2014).hal 9-11
[2] Balqis Khayyirah, Cara Membuat Materi Presentasi dan Cara Mempresentasikannya ala Tokoh-Tokoh Hebat.(Jogjakarta: flasbooks.2013). hal 30-36.
[3] Cara Membuat Materi Presentasi dan Cara Mempresentasikannya,,.....hal.44-46
[4] Edy Santoso, dkk.  terampil presentasi. (jakarta: PT Grasindo, Anggota Ikapi , 2005), hal. 9-14
[5] Wijayanti, Sri Hapsari, dkk. Penulisan dan penyajian karya ilmiah ( Jakarta: Rajawali Pers, 2013),hal.234-236
[6] Cara Membuat Materi Presentasi dan Cara Mempresentasikannya ala Tokoh-Tokoh....hal. 47-48.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar